Studi Agama & Nalar Keragaman di Indonesia (2)

Ustadi Hamsah

(Bagian kedua dari dua tulisan)

Dalam konteks akademis, umat Islam telah memiliki institusi-institusi yang telah memberikan sumbangan yang luar biasa bagi terciptanya harmonitas, sayuk-rukun, dan gotong-royong bagi bangsa Indonesia, salah satunya adalah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan Universitas Islam Negeri (UIN) yang tersebar di wilayah-wilayah Indonesia. Di institusi ini studi terhadap keragaman baik agama dan sosial-budaya lainnya mendapatkan tempat yang proporsional yakni Program Studi Studi Agama-Agama (Prodi SAA, dahulu bernama Perbandingan Agama). Kajian mengenai berbagai persoalan yang terkait dengan berbagai keragaman dan resolusi konflik dilakukan di Prodi SAA ini. Dengan menekankan pada kedalaman metodologis dan ketajaman analisis lintas disiplin, Studi Agama-Agama melihat berbagai persoalan dengan sudut pandang yang sangat beragam dari perspektif ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta teks-teks keagamaan dan keislaman secara holistik.

Studi Agama dan Multikulturalisme

Mengapa Studi Agama-Agama begitu penting dalam menjelaskan nalar logis keragaman di Indonesia? Jawaban singkatnya tentu karena di SAA dikaji berbagai wacana keagamaan, keislaman, dan keindonesiaan dalam perspektif yang komprehensif, holistik, objektif, dan lintas disiplin ilmu. Tentu bukan hanya itu jawabannya, namun terdapat persoalan yang lebih teoritis yang dijelaskan dalam SAA. Salah satu hal yang dijelaskan, dan ini bidang garap SAA, adalah kenyataan bahwa seluruh tindakan manusia bukan lahir dari “kesadaran kosong”, namun berangkat dari sebuah “gagasan” yang mengendap dalam kesadaran yang disebut Foucault dengan episteme (Michel Foucault, The Archeology of Knowledge, 1972). Salah satu kesadaran yang paling kuat mempengaruhi sikap dan tindakan manusia menurut Peter L. Beger adalah kesadaran agama (Peter L. Berger & Thomas Luckmann, The Social Construction of Reality, 1991). Oleh karena itu, penjelasan mesti di mulai dari sini. Nah, SAA dengan kajian Filsafat Agama, Sosiologi Agama, Fenomenologi Agama, Psikologi Agama, Sejarah Agama, dan Antropologi Agama, serta Kajian al-Qur’an dan Hadis berusaha menggali akar-akar tindakan manusia tersebut dengan pendekatan spesifik masing-masing.

Continue reading “Studi Agama & Nalar Keragaman di Indonesia (2)”